Respons positif publik yang sudah merasakan manfaat pertalite, membuat Pertamina menargetkan ada 1.900 SPBU se-Indonesia yang menjual bahan bakar jenis pertalite sampai akhir tahun 2015. Menurut Vice President for Corporate Communication PT. Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro seperti yang dikutip dari laman kompas.com, hingga kini sudah ada 1.600 SPBU se-Indonesia yang menjual pertalite.
“Konsumsi pertalite terus mengalami peningkatan. Masyarakat bisa memilih bahan bakar mana yang cocok dengan kendaraan pribadinya”, jelas Wianda.
Dan respons positif publik terhadap kehadiran bahan bakar Ron 90 yang dipasarkan dengan harga Rp 8.400/liter ini ditandai dengan jumlah penjualannya yang sudah menembus 2 juta kiloliter. Dari kadar oktan dan harga, pertalite diposisikan di antara premium, pertamax, dan pertamax plus.Wianda memperkirakan masing-masing SPBU mampu menjual 2.500-3.000 liter atau setara dengan 11 persen untuk menjadi konsumsi BBM nasional. Permintaan pasar yang kian melambung inilah akhirnya memicu Pertamina untuk menambah lokasi pemasaran pertalite di sejumlah SPBU.
Kehadiran pertalite memang membuat animo masyarakat beralih bahan bakar. Bahkan Wianda menuturkan, jika dilihat dari sisi nasional seluruh SPBU, semenjak ada pertalite penjualan premium menurun dari 78 persen menjadi 68 persen. Hal ini tentu berdampak baik juga untuk perekonomian negara. Memang Pertamina bertujuan meluncurkan pertalite guna menekan konsumsi premium. Margin pertalite lebih tinggi dibanding premium lantaran ini adalah bahan bakar non subsidi, harganya mengikuti fluktuasi rupiah.
“Pertalite merupakan BBM non-subsidi yang diproduksi oleh Pertamina sebagai alternatif pilihan kepada konsumen khususnya konsumen BBM Jenis Premium dengan level Research Octane Number (RON) 90 dan di atas kualitas BBM jenis premium, yang lebih berkualitas, hemat BBM, ramah lingkungan dan dengan harga yang terjangkau,” jelas Faris Aziz, General Manager PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan.
Apabila publik menginginkan kualitas bahan bakar yang lebih baik dari RON 88 (Premium)namun harga jualnya lebih terjangkau ketimbang RON 92 (pertamax), maka pertalite adalah jawabannya. Ada beragam kelebihan bahan bakar RON 90 ini dibanding RON 88. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan ketiga bahan bakar yang beredar di Indonesia, simak penjelasan berikut.
RON 88 (premium) | RON 90 (pertalite) | RON 92 (pertamax) |
---|---|---|
Penggunaan premium dalam mesin kompresi tinggi akan menyebabkan knocking. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang sehingga terjadi pemborosan atau inefisiensi | Membuat mesin kendaraan awet dan terawat | Mampu menerima tekanan pada mesin kompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan pertamax lebih maksimal |
Knocking berkepanjangan mengakibatkan kerusakan pada piston sehingga komponen tersebut lebih cepat diganti | Nilai oktan yang lebih tinggi, membuat tingkat pembakarannya lebih baik RON 88 | Bahan bakar bebas timbal |
Premium tidak memiliki zat aditif, sehingga kondisi mesin kurang berfungsi prima dan terjaga | Pertalite memiliki zat aditif yang bersifat detergency atau pembersih. Adanya zat aditif ini memberikan efek kebersihan mesin yang lebih terjaga | Pertamax memiliki zat aditif seperti halnya pertalite |
Menggunakan tambahan pewarna | Terdapat kandungan anti oksidan dan anti korosi serta pemisah air. Kandungan tersebut berfungsi menghambat proses korosi dan pembentukan deposit dalam mesin | Ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal |
Menghasilkan Nox dan Cox dalam jumlah besar | Ramah lingkungan karena kadar gas emisi yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit | Menghasilkan Nox dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding premium |
Harga jual Rp 7.400/liter | Harga jual Rp 8.400/liter (lebih ekonomis karena bisa menghemat antara 10% hingga 16% dibandingkan premium) | Harga jual Rp 8.850/liter |
Setelah mengamati spesifikasi ketiga bahan bakar yang dipasarkan di Indonesia, Anda bisa memilih yang sesuai kebutuhan. Jangan juga memaksakan mengonsumsi bahan bakar yang berkualitas maksimal namun tak sesuai kondisi finansial. Nah, sebenarnya dengan hadirnya pertalite, Anda bisa beralih ke bahan bakar tersebut. Pun, Anda dapat merasakan performa mesin yang tangguh tanpa harus terkendala finansial.
( sumber )