Kesombongan Ternyata Karakter
Dulu para psikolog menganggap "sombong" sebagai reaksi atau emosi. Baru belakangan ini, sombong dikategorikan sebagai karakter. Bulan ini, artikel mengenainya dipublikasikan dalam majalah spesial psikologi, Journal of Personality and Social Psychology.
Narsis
Tidak mengherankan jika para pakar menemukan kaitan antara narsisme dan sikap sombong. Jika Anda selalu menganggap remeh orang lain, logisnya Anda pasti menganggap diri Anda lebih baik, lebih pintar, lebih OK daripada orang lain.
Kurang Mampu Menjalin Hubungan Baik
Satu hal yang menarik yang berhasil diungkap lewat riset, ada kaitan antara kesombongan dan kurang mampunya orang menjalin hubungan yang stabil dengan orang lain. Orang sombong juga merasa hubungan mereka selalu tergelincir menuju jurang dengan kecepatan tinggi. Sayangnya lewat studi tidak bisa diungkap apa yang menyulut kaitan tersebut
Tendensi Karakter Machiaveli
Sebenarnya karakter sombong terkait tiga kepribadian yang tergolong "gelap", yaitu narsisme, psikopat dan Machiavellisme. Kaitan yang terkuat adalah dengan machiavellisme. Ciri Machiavellisme: menggunakan manipulasi, kalkulasi dan penipuan serta menyalahgunakan orang lain untuk mencapai apa yang diinginkan. Istilah berdasarkan nama diplomat dan politisi Italia Niccolo Machiavelli (1469-1527).
Mengharap Kesempurnaan dari Orang Lain
Peneliti juga menemukan bahwa kesombongan bisa diasosiasikan dengan perfeksionisme diri sendiri atau menuntut perfeksionisme dari orang lain. Orang sombong juga merasakan tekanan berat untuk sesempurna mungkin.
Kurang Percaya Diri
Orang yang sombong bisa tampak dingin dan jauh dari orang lain. Tapi mereka secara emosional jauh lebih lemah daripada yang dikira banyak orang. Menurut studi, kesombongan berhubungan erat dengan rasa kurang PD, juga seolah orang lain menetapkan standar yang tidak mungkin mereka capai. Jadi orang sombong memang bisa menyebalkan, tapi mungkin mereka sebenarnya sangat sentimental.
(sumber)
