Makam ini berbentuk mausoleum, atau sebuah ruangan yang bisa dimasuki oleh pengunjung. Letaknya persis di sisi salah satu tembok Istana Kremlin yang menghadap Lapangan Merah. Di dalamnya, dapat terlihat jasad Bapak Komunis Rusia itu yang terbujur kaku dalam kotak kaca bersuhu -20 derajat celcius. Pengunjung hanya boleh melintas, tanpa suara dan tanpa kamera.
Tubuh pemimpin Uni Soviet yang meninggal tahun 1924 itu diawetkan dengan cara dibalsem. Konon, pada hari Lenin meninggal, Pemerintah Uni Soviet menerima 10.000 telegram dari seluruh Rusia, yang meminta supaya tubuh Lenin bisa dilihat generasi mendatang. Akhirnya, mausoleum itu pun dibangun sebagai bentuk penghormatan bagi Lenin.
Pada Rabu (13/4/2016) kemarin, seperti dilansir BBC, Pemerintah Rusia membeberkan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk merawat jasad Lenin agar tetap terlihat seperti masih hidup. Dalam data di situs lembaga pengadaan negara itu disebut, Pemerintah Rusia harus mengucurkan dana sebesar 200.000 dollar AS, atau sekitar Rp 2,7 miliar di tahun 2016 ini, demi merawat jenazah tersebut. Kini jenazah itu sudah diawetkan selama lebih dari 92 tahun.
Dalam pengumuman itu disebutkan, diperlukan penanganan "biomedical nature", yang akan didanai oleh Pemerintah Federal. Vendor yang akan melakukan penanganan itu pun sudah didapat, namun belum diungkapkan kepada publik. Sejauh ini, sebuah laboratorium yang disebut dengan the Russian Biomedical Technology Research and Training Centre, telah melakukan sejumlah perbaikan terhadap jasad Lenin yang sudah diawetkan selama lebih dari 90 tahun itu.
Sesungguhnya, sejak runtuhnya Uni Soviet banyak seruan yang muncul agar Lenin dikubur sebagaimana layaknya manusia, ketimbang dipajang dalam peti kaca. Sebuah polling online terakhir menyebutkan, 62 persen dari 8.000 warga di Rusia yang memberikan suaranya, merasa Lenin perlu dikuburkan dengan layak. Namun, ide itu hingga saat ini masih diabaikan oleh Kremlin. Polemik tentang mahalnya biaya perawatan jasad Lenin terus berkumandang melalui media sosial di Rusia.
Laman Komsomolskaya Pravda, menyayangkan biaya yang dihamburkan untuk merawat mumi tersebut. Padahal, jika pun Lenin masih hidup, diyakini dia yak akan bahagia diperlakukan sebagai idola. Juga muncul pernyataan sinis yang menyebut, pengikut paham komunis harus melakukan "kloning" jasad pemimpin Bolshevik itu, jika mereka ingin mengembalikan kekuasaannya.
Sementara, ada juga yang berkomentar, jika jasad Lenin dikubur, makan kubur pertama yang harus digali kembali adalah makam mantan Presiden Boris Yeltsin. Di tahun 1991, Boris Yeltsin, pemimpin pertama Rusia pascabubarnya Uni Soviet, mencoba mengakomodasi perdebatan soal dipindahkannya makam Lenin dari Red Square. Namun gagasan tersebut tidak bisa direalisasikan hingga akhir hayatnya, karena kentalnya fanatisme terhadap komunis di negara itu.
( sumber )