1. Hidup Sendirian
Manusia butuh interaksi dengan manusia lain. Mereka yang lebih memilih untuk hidup sendiri agar bebas dari stres, sebenarnya justru membatasi kebahagiaan yang bisa diperoleh dari dunia. Tidak pernah membagi cinta dan keintiman dengan orang lain ibaratnya jalur cepat yang bisa mengurangi masa hidup anda.
2. Nonton TV
Anda pasti juga nonton televisi sambil makan cemilan. Tapi jika melakukannya selama berjam-jam, Anda bisa terkena penyakit diabetes dan jantung. Menurut New York Times, setiap jam yang Anda habiskan untuk menonton televisi setelah usia 25 tahun akan mengurangi masa hidup Anda hingga sekitar 21 menit.
3. Kebanyakan Duduk
Pekerjaan Anda mengharuskan Anda untuk terus duduk? Usahakan untuk sesekali berdiri, bergerak dan beristirahat. Studi JAMA Internal Medicin menemukan, duduk lebih dari 11 jam per hari meningkatkan resiko kematian untuk tiga tahun mendatang sebanyak 40 persen. Jadi kalau Anda punya pilihan untuk bekerja sambil berdiri dengan meja yang sesuai, ambil pilihan tersebut.
4. Libur Terlalu Lama
Saat sedang stres di tempat kerja, banyak yang memilih untuk berhenti dan mengambil cuti panjang. Pikiran Anda memang akan diistirahatkan. Masalahnya, masa libur terlalu lama tidak sehat dampaknya untuk tubuh Anda. Kematian dini banyak terjadi, di saat tubuh tidak melakukan aktivitas untuk waktu yang lama.
5. Kurang Bersosialiasi
Kadang memang kita butuh waktu untuk sendirian. Tapi jangan menutup diri dari lingkungan sekitar Anda. Bersosialisasi sangat penting untuk meningkatkan ekspektasi masa hidup manusia. Rasa kesepian yang berkepanjangan memiliki efek negatif kesehatan yang sama dengan merokok 15 batang dalam sehari.
6. Tidur Terlalu Lama
Hal terburuk yang bisa Anda lakukan bagi pola tidur Anda adalah tidur lebih lama dari 8 jam secara terus-menerus. Ini tidak sehat untuk tubuh Anda. Jadi batasi waktu tidur Anda hingga 7 jam maksimal.
7. Terlalu Banyak Berolahraga
Olahraga penting untuk kesehatan. Tapi tidak baik, jika Anda melakukannya secara berlebihan. Sebaiknya minta saran dari dokter Anda, sebelum membuat jadwal olahraga.
( sumber )