Daging ayam yang tidak dibekukan segera setelah dipotong akan segera menurun kualitasnya, yang ditandai dengan warna kulit yang memucat serta berbau tidak segar. Pedagang mengakali hal ini dengan memberikan pewarna kuning untuk mengelabui pembeli. Proses degradasi sering kali diakali dengan memberikan formalin untuk mengawetkan daging. Pemberian formalin pada produk pangan dilarang oleh POM.
Untuk cara membuat daging ayam tiren, daging ayam yang mulai rusak agar terlihat segar kembali dibubuhi tawas dan pemutih sehingga terlihat segar dan menarik. Ayam yang sudah mati itu bulunya dicabut dan segera dicuci bersih sehingga tidak kelihatan bahwa itu adalah ayam mati. Selanjutnya ayam-ayam ini dijual ke pasar-pasar tradisional kecil dengan harga yang berlaku di pasaran.
Penjualan ayam tak layak konsumsi tak berhenti dengan menjual sebagai ayam segar. Daging ayam tiren justru dijadikan daging olahan, menggunakan bumbu giling dan pewarna pakaian. Agar proses memasak lebih cepat obat sakit kepala dicampurkan dalam olahan itu.
Berbagai cara ditempuh oleh pada pedagang ini. Masalah bau diatasi dengan perebusan dengan kunyit. Bahkan kalau perlu ditambah bahan pewarna.
Agar anda tidak tertipu membeli daging ayam tiren maka anda perlu mengetahui apa saja ciri-ciri dan bagaimana cara mengetahui serta membedakan daging ayam tiren dan daging ayam yang sehat.
Ciri-ciri daging ayam Tiren
- Ciri-ciri daging ayam tiren adalah dagingnya beraroma agak amis
- dagingnya berwarna kebiru-biruan, pucat dan tidak segar
- pada leher potongan ayam terlihat tidak lebar. Tidak mulus seperti ayam potong ketika hidup. Kalau dipegang kulitnya licin dan mengkilat, karena pakai formalin
- selain itu juga terdapat bercak-bercak darah pada bagian kepala atau leher ayam
- serta harganya lebih murah.
Ciri-ciri daging ayam yang baik
- dagingnya segar
- tidak bau
- berwarna putih dan bersih
- serta tidak terdapat bercak-bercak darah pada dagingnya.