1. Berolahraga
Menurut penelitian, stres yang tidak kunjung henti menyebabkan gangguan sel saraf. Sebaliknya, olahraga menyokong kesehatan sel saraf dan seluruh tubuh. Selain itu, olahraga mendukung agar orang bisa tidur lebih baik. Sedangkan stres biasanya menyebabkan gangguan tidur.
2. Relaksasi
Relaksasi dalam bentuk apapun, termasuk yoga, berjalan-jalan atau meditasi bisa turunkan tekanan darah dan melonggarkan otot yang tegang. Tahun 2008 Marc Berman, John Jonides dan Stephen Kaplan dari Universitas Michigan meneliti perbedaan efek berjalan-jalan di taman dan di kota. Hasilnya: setelah berjalan-jalan di taman, orang lebih mampu berkonsentrasi dan berikan perhatian.
3. Bersosialisasi
Memelihara hubungan sosial, baik dengan teman, keluarga, atau bahkan hewan peliharaan, bisa mendorong rasa percaya pada orang lain, perasaan santai dan memberi dukungan bagi rasa percaya diri. Memiliki hubungan sosial yang baik kerap dianggap sangat penting bagi kesehatan mental dan fisik.
4. Tertawa dan Menikmati Humor
Tertawa sudah lama dianggap jadi cara tangguh memerangi stres. Dan peneliti mengungkap, tertawa memang bisa membantu. Misalnya studi yang dilakukan 2002 oleh Mary Bennett dan rekan-rekannya. Menurut hasil studi yang dilakukan pada orang dewasa, menonton film yang lucu mengurangi stres, dibanding dengan film tentang tujuan wisata.
5. Berpikir Positif
Tahun 2010 Jeremy Jamieson dan rekan-rekannya di Harvard University melatih sekelompok mahasiswa untuk percaya, bahwa gelisah karena menghadapi ujian bisa memperbaiki hasil ujian. Dengan kata lain, mahasiswa dilatih untuk berpikir positif. Hasilnya: mereka tidak terlalu stres dan nilai ujian lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak dilatih.
6. Makanan Yang Sehat
Di pagi hari, walaupun sudah terlambat, sebaiknya tetap sediakan waktu untuk sarapan yang baik. Menurut hasil studi Universitas Erlangen-Nürnberg, sarapan yang kaya protein menurunkan kadar kortisol pada darah dan menjaga keseimbangan gula darah. Telur baik untuk melawan stres. Sedangkan kopi yang terlalu banyak bisa menambah stres.
7. Menikmati Kehijauan
Sebuah studi Universitas Essex tunjukkan, melewatkan waktu di kawasan hijau seperti taman atau hutan juga menurunkan kadar kortisol dan tekanan darah. Ini juga tren terbaru dari Jepang, dan disebut "Shinrin-yoku.“ Di Jepang dokter bahkan mengharuskan pasiennya berjalan-jalan di hutan, jika mereka menderita stres terlalu berat.
8. Tinggalkan Kebiasaan Buruk
Konsumsi alkohol, rokok dan kofein yang terlalu banyak bisa meningkatkan tekanan darah. Untuk mengurangi stres, orang kerap dianjurkan untuk berhenti merokok sepenuhnya. Jika sering mengkonsumsi alkohol, sebaiknya mengurangi jumlahnya.
9. Memberi Bantuan
Sumbangkan waktu untuk menolong orang lain, misalnya teman yang baru pindah rumah. Membantu orang lain, dalam bentuk apapun, bisa mengurangi stres.
10. Jangan Khawatir
Dunia tidak akan berhenti berputar, jika dapur tidak dibersihkan, atau pekerjaan lain tidak terselesaikan. Nantinya itu semua harus diselesaikan, tetapi mungkin tidak harus saat ini juga.
11. Atur Waktu dengan Baik
Buatlah daftar tugas untuk membantu agar lebih terfokus pada hal yang paling penting untuk dilakukan. Lakukan tugas-tugas penting satu persatu. Misalnya, mulailah dengan mengatur satu bagian saja dalam hidup sehari-hari. Pertama-tama lemari, berikutnya meja kerja, kemudian dapur dan seterusnya.
12.Tidur Yang Cukup
Jika bisa tidur dengan baik, stres tidak terlalu mengganggu. Untuk bisa tidur dengan baik, semua alat elektronik harus dimatikan demikian halnya sumber cahaya di kamar tidur. Orang yang sering terganggu tidurnya, sebaiknya mulai sore hari menghindari minuman mengandung kofein. Keterkaitan antara stres dan kurang tidur sudah dibuktikan dalam sebuah studi dari Pennsylvania State University College.
( sumber )