Ban sepeda motor fungsinya selain mendukung pengendalian juga menentukan stabilitas. Untuk itu, di telapak ban terdapat alur alias kembangan dengan desain yang berbeda-beda. Kembang ban ini tidak melulu untuk faktor penampilan, karena memiliki kemampuan masing-masing mendukung grip atau cengkraman di aspal. Untuk ban balap contohnya, di bagian telapaknya tidak memiliki kembangan agar menempel di aspal ketika cuaca kering.
Untuk pemakaian harian, kembang di bagian depan dan belakang biasanya dibuat berbeda. Pada roda depan terdapat got atau alur lurus tepat di tengah-tengah. Fungsi alur ini untuk membuang atau membelah air ketika melalui jalanan basah. Jika diibaratkan, seperti haluan dalam perahu atau kapal yang berfungsi memecah gelombang.
Alur ban motor yang semakin banyak juga mendukung buangan air. Pola alur ini ada yang membuang air ke samping atau ke belakang tergantung polanya masing-masing. Kondisi berbeda terdapat pada ban belakang. Produsen ban biasanya membuat pola kembangan tidak terdapat alur lurus di bagian tengah. Bahkan, pola untuk ban belakang desainnya lebih beragam ketimbang depan.
Tidak adanya alur lurus karena ban belakang tidak memecah air seperti halnya ban depan ketika melalui genangan. Fungsi ban belakang lebih mendukung stabilitas dengan membuang sisa genangan tergantung pola kembangannya.
Ukiran pola ban dengan alur miring bersudut 45 derajat bertujuan agar arah buangan air bisa ke samping. Adapun pola ban yang menggabungkan antara garis vertikal dan miring bermaksud agar buangan air bisa ke segala arah, baik ke belakang maupun ke samping.
(sumber)