Penulis bernama Thomas C Corley menghabiskan lima tahun untuk mempelajari kehidupan orang-orang kaya dan miskin. Kaum kaya yang dimaksud oleh Corley adalah pengusaha yang sukses karena usaha sendiri dan karyawan level menengah ke atas dalam perusahaan. Umumnya, mereka memiliki penghasilan serta aset tahunan mencapai 3,2 juta dollar AS atau setara dengan Rp 42 miliar dalam setahun.
Sementara itu, kaum miskin yang didefinisikan Corley adalah mereka yang hanya memiliki aset kurang dari 5.000 dollar AS atau lebih kurang Rp 60 juta. Menurut Corley, penyebab sebagian orang berhasil menjadi kaya dan sebagian lainnya tetap hidup miskin adalah kebiasaan serta gaya hidup.
Dalam bukunya yang bertajuk Change Your Habits, Change Your Life, Corley mengungkapkan lima kebiasaan yang merentangkan orang kaya dan orang miskin.
Berikut uraiannya:
Judi
“Tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan dan kekayaan,” tulis Corley.
“Sukses secara finansial itu membutuhkan waktu, membutuhkan inisiatif, dan kerja keras. Mereka yang hobi berjudi memiliki pemikiran bisa cepat kaya, benar-benar salah,” urainya.
Menurut studi yang dipimpin oleh Corley, sebanyak 52 persen orang miskin berjudi pada pertandingan olahraga, satu kali dalam sepekan, 72 persen bermain lotere setiap mingu.
Sebaliknya, lebih kurang 84 persen orang kaya tidak suka berjudi dan 94 persen tidak juga bermain lotere.
“Orang kaya yang sukses karena usaha sendiri tidak pernah tergoda pada skema kekayaan instan. Mereka menciptakan kebiasaan hidup yang bisa mengantarkan mereka pada tujuan sukses dalam hidup,” bebernya.
Selektif pada lingkungan sekitar
Sebanyak 87 persen orang kaya yang dipelajari oleh Corley menyortir diri dari orang-orang yang memberikan energi negatif dan menghalangi mereka dari tujuan sukses.
“Orang-orang kaya punya kebiasaan untuk tidak bersahabat dengan ‘racun’ dan negatif,” ujar Corley.
Alkohol
Menyesap anggur dan sampanye pada acara-acara sosial, sah-sah saja, selama sesuai prinsip dan ajaran beragama Anda.
Namun, satu hal yang pasti, orang-orang kaya tidak pernah berlebihan mengonsumsi alkohol hingga membuat mereka mabuk atau teler.
“Dalam studi, saya menemukan 54 persen orang miskin memang hobi mabuk alkohol, mereka minum dua botol bir satu hari. Sementara itu, sebanyak 84 persen orang-orang kaya minum alkohol kurang dari orang-orang miskin tersebut,” urainya.
Alkohol yang berlebihan bisa memengaruhi memori dan kemampuan berpikir jernih. Selain itu, kebanyakan alkohol membuat tubuh kelebihan berat badan dan menjadi tidak aktif dalam keseharian.
Menonton televisi
“Sebanyak 77 persen orang miskin dalam studi saya, mereka kebanyakan menonton televisi setiap hari,” tulis Corley.
“Studi saya menunjukkan bahwa 67 persen orang kaya menonton televisi kurang dari satu jam dalam satu hari,” imbuhnya.
Menurut Corley, orang-orang kaya lebih mencari informasi yang edukatif ketimbang hiburan tidak mendidik yang sering ditayangkan di televisi.
Orang-orang kaya, kata Corley, menghabiskan waktu dengan membaca buku, berolahraga, dan mencari inspirasi.
“Membuat waktu lebih produktif merupakan landasan meningkatkan kualitas diri untuk mencapai tujuan. Orang miskin memiliki hobi membuang-buang waktu,” ungkapnya.
Menunda-nunda pekerjaan
Hobi menunda pekerjaan menjauhkan orang yang paling berbakat sekalipun dari mimpi mewujudkan sukses dan kaya raya pada masa depan.
“Anda mungkin tidak sadar, tetapi suka menunda merupakan alasan utama kenapa Anda masih juga berjuang secara finansial dalam hidup. Ini merusak kredibilitas dengan atasan dan kolega di tempat kerja. Selain itu, juga merusak hubungan dengan klien. Anda bisa hancur,” beber Corley.
(sumber)