>> Inilah 5 Orang terkaya di Dunia tanpa gelar sarjana

Di dalam bisnis teknologi komunikasi, ide dan inovasi adalah kunci sukses. Kemampuan mencium tren masa depan ini tidak bisa didapat di bangku kuliah. Buktinya, banyak petinggi bidang ini tidak menyelesaikan kuliah


1. Bill Gates (US$ 81,2 milyar)
Pendiri perusahaan software komputer terbesar dunia Microsoft ini didaulat majalah Forbes sebagai orang terkaya dunia. Bill Gates sempat mengenyam pendidikan di Harvard University. Namun ia hanya mampu bertahan dua tahun duduk di bangku kuliah. Bersama sahabatnya, Paul Allen, Gates pada tahun 1975 mendirikan Microsoft, yang kini mempekerjakan sekitar 127.000 orang.




2. Michael Dell ($US 22,4 milyar)
Awalnya Dell bercita-cita menjadi dokter dan kuliah di University of Texas pada 1983. Tak mampu membendung minatnya pada komputer, ia memutuskan meninggalkan bangku kuliah dan mendirikan perusahaan Dell, Februari 1984. Perusahaan yang pada awalnya cuma mempekerjakan satu orang itu sekarang memiliki sekitar 103.000 pekerja. Dell menjelma menjadi salah satu perusahaan komputer terbesar dunia.




3. Mark Zuckerberg ($US 33,1 milyar)
Sejak tahun 2010, pria berusia 30 tahun ini menjadi langganan tetap dalam daftar tokoh paling kaya dan berpengaruh versi majalah Time. Kuliah informatika dan psikologi di Harvard University ia tinggalkan tahun 2006, dua tahun setelah mendirikan Facebook. Biografi raksasa teknologi komunikasi ini bisa disimak lewat film The Social Network.




4. Steve Jobs ($US 8,3 milyar)
Tokoh legendaris industri komputer ini berhasil mengangkat Apple menjadi perusahaan komputer yang eksklusif. Hampir tiga tahun setelah ia meninggal, sosok Steve Jobs dan Apple masih tetap tidak bisa saling dipisahkan. Sangat sulit untuk menemukan seorang visioner seperti Steve Jobs, yang dibesarkan oleh orangtua angkat dan tidak menyelesaikan kuliahnya.




5. Jan Koum ($US 7,5 milyar)
Pendiri dan CEO WhatsApp ini berasal dari keluarga miskin yang bergantung pada tunjangan pemerintah. Diajak Brian Acton masuk Yahoo dan bekerja selama hampir 10 tahun, Koum dan Acton kemudian melamar ke Facebook, namun ditolak. Januari 2009, saat memegang iPhone, ia menyadari peluang pasar bagi aplikasi ponsel pintar. Satu bulan kemudian bersama Acton ia mendirikan WhatsApp.
( sumber )