>> 6 Filosofi hidup paling berharga untuk semua Wanita

Di Indonesia, tidak banyak wanita yang mengenal Steinem. Padahal, wanita ini sudah menjadi ikon feminisme modern sejak 60-an.

Seorang jurnalis andal, Steinem menulis mengenai kontrasepsi, ketidaksetaraan upah, kejahatan terhadap wanita, dan lain-lain. Wanita ini juga dikenal karena pernah menjadi jurnalis undercover sebagai salah satu kelinci majalah Playboy dan mengungkap sisi gelap dunia tersebut. Kini, di usianya yang ke-82, pelopor majalah feminis Ms. Ini membagikan pelajaran hidupnya:


1. Pertahankan nama Anda
Menurut Steinem, wanita telah berjuang selama lebih dari 25 tahun agar pernikahan menjadi kemitraan yang setara. Oleh karena itu, wanita tidak seharusnya menyerahkan nama dan domisili mereka begitu saja.

Dia berkata, “Tidak ada seorang pun yang pernah memanggilku Ibu Bale. Jika mereka melakukan hal tersebut, aku akan berkata, ‘Namaku adalah namaku dan namanya adalah namanya. Dan karena kamu tidak tahu, namaku adalah Gloria Steinem.’”

2. Hiraukan penuaan
“Aku masih berusaha keras untuk mengerti mortalitas karena 80 tidak ada bedanya dari 40. Hal ini masih mengejutkanku ketika seseorang mengatakan bahwa aku 82 tahun,” ujarnya.

3. Jangan buang-buang waktu
“Ini adalah kesalahan terbesarku. Aku terus menerus melakukan hal yang aku sudah tahu. sebagai seorang penulis, aku mengejar cerita-cerita yang ditugaskan kepadaku daripada cerita yang menurutku penting,” ungkap Steinem.

Dia melanjutkan, “Membuang-buang waktu adalah hal yang paling kukhawatirkan, karena pada saat kamu di usiaku, kamu akan menyadari bahwa satu-satu hal yang kamu miliki adalah waktu.”

4. Hiduplah sebagai diri Anda sendiri
Steinem mengatakan bahwa di masa lalu, wanita yang ingin menjadi pengacara atau penulis memilih untuk menikah dengan pengacara atau penulis karena mereka tidak diperbolehkan menggapai mimpi tersebut.

Rupanya, hal ini masih menjadi masalah bagi wanita. “Aku masih belum menemukan universitas di mana wanita tidak khawatir dengan kombinasi pernikahan, anak, dan karier,” ujarnya.

5. Lawanlah tekanan botox
Peningkatan operasi plastik dan botox di kalangan wanita modern adalah sesuatu yang mengkhawatirkan Steinem.

“Aku tidak menganggap prosedur ini sebagai anti-feminis. (Tetapi) aku merasa bahwa ini bukan kesalahan individual, melainkan tekanan sosial secara kolektif,” kata Steinem.

Dia melanjutkan, “Aku tidak mendukung ataupun melawannya, tetapi aku ingin menghentikan tekanan masyarakat yang memaksa wanita untuk melakukannya.”

6. Jangan simpan penyesalan
“Ketika orang-orang bertanya bila aku menyesal mempunyai anak, aku bisa merasakan tekanan untuk menjawab ‘Ya’. Akan tetapi, aku tidak dan tidak pernah merasa demikian,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, “Ketika masih muda, aku berpikir bahwa aku harus punya anak. Aku berpikir semua orang harus punya anak.”

“Namun, seperti kata seseorang bahwa tidak semua orang dengan pita suara adalah penyanyi opera, tidak semua orang yang punya rahim harus menjadi ibu,” pungkasnya.
(referensi)