>> Perlu anda ketahui Fakta dan mitos tentang air minum


Fakta sebenarnya minum air dingin tidak menggemukkan. Diet minum air garam tidak membuat otot jadi 'kering'. Dan air alkali sama saja seperti air biasanya.

Air minum adalah kebutuhan penting dalam asupan kita sehari-hari. Menahan lapar tentu akan lebih mudah daripada menahan haus, bukan?
Akan tetapi, banyak sekali hal-hal seputar air minum yang saat ini beredar.
Sebut saja beberapa diantaranya seperti;
"benarkah minum air dingin bisa membuat Anda gemuk?";
atau mitos yang populer beredar diantara penggiat pusat kebugaran:
"kalau mau otot yang 'kering' hindari garam."
Ketahuilah semua hal itu mitos dan tidak benar adanya.

Dalam acara seminar Hidrasi Sehat saat Berolahraga yang berlangsung di Ritz Carlton tanggal 11 Juni 2013, dr. Samuel Oetoro, SpGK mengungkapkan beberapa fakta terkait mitos-mitos yang beredar tentang air minum dan hidrasi.

Mitos #1: Minum Air Tidak Boleh Dingin Karena Akan Membuat Gemuk
Hal ini Hanyalah mitos dan tidak benar
Suhu air minum setelah masuk ke dalam tubuh akan dihangatkan ataupun didinginkan sesuai dengan suhu sistem pencernaan, sehingga suhu air tidak akan mempengaruhi penyerapan lemak.
Akan tetapi apabila sedang berolahraga hindarilah mengkonsumsi air yang terlampau dingin atau yang terlampau panas.
Hal ini karena suhu inti tubuh sedang tinggi akibat berolahraga, sehingga air yang baik dikonsumsi adalah air dengan suhu ruangan atau 15°-21° Celcius.

Mitos #2: Air Alkali yang pHnya Bersifat Basa Lebih Bagus Daripada Air Minum Biasa
Hal ini tidak benar, jika Anda pernah dengar mengenai air dengan ion, yakni air yang memiliki sifat alkali dengan predikat antioksidan dan sebagainya, maka perlu Anda cermati.
Air alkali adalah air yang memiliki pH tinggi, biasanya 9 atau lebih sehingga sifatnya basa. Ada yang mengatakan bahwa untuk sehat dan menjaga keseimbangan pH darah, maka air yang kita minum harus bersifat basa atau alkali. Hal ini tidak benar.
Air yang kita minum justru dianjurkan berada di pH 6,5 hingga 8,5. Apapun makanan atau minuman yang kita makan atau berapapun pHnya, selama tidak merusak mukosa atau saluran pencernaan, akan melewati tenggorokan dan masuk lambung.

Di lambung makanan atau minuman ini akan bercampur dengan asam lambung yang sifatnya asam kuat sehingga sifatnya akan menjadi asam.
Setelah dari lambung, makanan atau minuman ini akan memasuki usus 12 jari atau duodenum melalui lubang kecil bernama pilorus yang memungkinkan makanan turun sedikit demi sedikit (3-4 cc).

Begitu masuk usus 12 jari, sifat makanan atau minuman akan menjadi netral karena bercampur dengan basa (asam dicampur basa akan menjadi netral). Baru kemudian di dalam usus akan terjadi penyerapan zat nutrisi ke dalam sirkulasi darah. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa pH alkali tidak akan mempengaruhi pH darah.




Mitos #3: Kalau Mau Bangun Otot ?Kering? Jangan Minum Air Ataupun Konsumsi Garam
Hal Ini Tidak Benar dan Hanya Mitos. Isitilah otot “kering” sebenarnya adalah istilah yag kurang tepat tetapi sering sekali digunakan oleh mereka yang senang melatih kekuatan otot khususnya di pusat kebugaran. Tubuh kita terdiri atas 60-70% air bahkan sel tubuh kita dapat mengandung air sebanyak 75-80%.

Tubuh kita membutuhkan air untuk tetap berfungsi secara optimal dan air ini dapat masuk ke dalam sel tubuh melalui pompa yang membutuhkan elektrolit atau mineral yaitu natrium yang didapatkan dari garam. Apabila tubuh kekurangan natrium maka air akan sulit masuk ke dalam sel akibatnya tubuh akan mengalami dehidrasi dan kemudian akan timbul konsekuensi terhadap performa sehari-hari.

Istilah “kering” sebenarnya digunakan untuk menggambarkan kondisi dimana serat otot dapat terliat secara kasat mata di tubuh. Hal yang dapat membantu ini tercapai adalah lapisan lemak bawah kulit yang rendah, bukan air. Apabila persentase lemak turun maka serat otot akan terlihat. Jadi, caranya bukan dengan tidak minum atau tidak konsumsi garam, tetapi latihan kekuatan otot yang baik dan benar sesuai tujuan.

Menurut dr. Samuel Oetoro SpGK, air minum yang baik adalah yang mengandung mineral dan bukan air “kosong” yang miskin mineral. Hal ini karena dalam melakukan olahraga tubuh kita memakai elektrolit untuk kontraksi otot, sehingga cairan yang paling tepat bagi tubuh saat berolahraga adalah yang mengandung mineral.
( sumber )